Search This Blog

Sunday 17 December 2017

ALAT BEDAH : ELECTROSURGERY UNIT

Jangan lupa sertakan sumber saat COPY PASTE, Klik tombol IKUTI di kolom PEMBACA, Tinggalkan KOMENTAR untuk semangat Nge-Blog :) dan kunjungin Blog Hiburan admin KLIK DISINI

PEMBAHASAN ALAT
ELECTROSURGERY UNIT

ESU Force FX - hwp


1.      Spesifikasi Alat
Nama Alat             : Electrosurgical Unit (ESU)
Merk                      : Covidien Valley Lab
No. Seri                 : FIF 68063 AX
      Ruang                    : IBS OK 9
Type                      : Force FX
Lebar                     : 35,6 cm
Panjang                 : 45,7 cm
Tinggi                    : 11,1 cm
Berat                     : 8,2 Kg
Kelembaban          : 30 % - 75 %
Volt                       : 220 – 240V
Frekuensi               : 50/60Hz


2.      Pengertian Alat
Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup. 
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu  dengan memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang kontinyu menyebabkan terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang sangat cepat. Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong) maka akan dihasilkan panas lebih.
Karena hal tersebut maka pada jaringan akan terjadi pengentalan atau koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1,2 dan 3) bukanlah pencampuran dari gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan modifikasi pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1 sampai blend 3 siklus tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka panas yang dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan yang tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki efek pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di dalam tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang dikandung dari masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar 68%, lemak 14%, semakin banyak kadar air yang dimiliki jaringan maka semakin baik daya hantar listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik, maka akan ada energi listrik yang hilang dan berubah menjadi panas. Semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar pula panas yang dihasilkan, serta makin besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Electro Surgery Unit (ESU) mempunyai prinsip kerja memusatkan arus listrik bolak balik (alternating current) berfrekuensi tinggi ke salah satu jaringan pada tubuh pasien. Pengaliran arus listrik frekuensi tinggi melalui jaringan biologi ini bertujuan untuk mencapai efek bedah seperti pemotongan (cutting), penggumpalan (coagulating), atau pengawetan melalui proses pengeringan (dessication). Meskipun secara lengkap tidak dimengerti bagaimana bedah listrik bekerja, namun alat ini sudah digunakan sejak tahun 1920-an untuk memotong jaringan secara efektif dimana pada saat yang sama dapat mengontrol jumlah pendarahan. Pemotongan dicapai dengan gelombang sinusoidal yang terus menerus, sementara koagulasi dicapai dengan sekumpulan paket gelombang sinusoidal. Arus listrik frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh electrosurgery unit yang melewati tubuh pasien memiliki tahanan yang berbeda-beda tergantung jenis jaringan yang dilewati oleh arus tersebut. Berikut nilai tahanan pada masing-masing jaringan ketika dilakukan pembedahan.

Tabel 3.6Nilai Tahanan Jaringan
Aplikasi Mode Pemotongan
Skala Tahanan (Ω)
Jaringan Prostat
400 – 1700
Kavitas Oral
1000 – 2000
Kantong Empedu
1500 – 2400
Jaringan Kulit
1700 – 2500
Jaringan Usus Besar
2500 – 3000
Mesentery
3000 – 4200
Jaringan Lemak
3500 – 4500

Pada penggunaan pesawat Electrosurgery Unit, dipakai arus listrik dengan frekuensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (thermal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek elektrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekuensi diatas 300 kHz.
Arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian ossilator akan terjadi apabila saat tombol elektoda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekuensi tinggi akan mengalir dari elektroda aktif ke jaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral. Maksud dari penggunaan arus listrik didalam pembedahan adalah untuk mengurangi perdarahan karena darah pada jaringan yang terpotong dapat dengan segera membeku serta mengurangi kontaminasi bakteri.
Kerugian penggunaan arus listrik frekuensi tinggi dalam pembedahan yaitu mengakibatkan sel-sel yang ada disekitarnya menjadi mati, terjadinya luka bakar, sehingga penyembuhan luka relatif lama dan dapat menimbulkan bekas luka yang menganga dan kemungkinan terjadi ledakan dalam ruangan jika terdapat gas aesthesi yang bersifat mudah terbakar.
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain:

a.    Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan   oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
b.    Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz,
c.     Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.  

3.      Fungsi Alat
ESU berfungsi sebagai alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik frekwensi tinggi.Dimana arus listrik frekuensi tinggi digunakan untuk memotong, menggumpal, mengeringkanatau jaringan berkilat.Saat pembedahan dilakukan, sering terjadi kehilangan darah saat jaringan dan pembuluh darah dipotong dan mengakibatkan pendarahan.Untuk menghindariatau mengurangi kehilangan darah.


4.      Blok Diagram

Blok Diagram ESU - hwp


·         Cara Kerja Blok Diagram :
Power supply mendapat inputan dari jala – jala PLN, kemudian power supply akan memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit frekuensi dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan masuk ke rangkaian modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan kemudian dikuatkan lagi oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan frekuensi tinggi dan akan dikeluarkan melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari supply yang masuk ke  generator akan diisolasikan, sehingga mengahasilkan frekuensi tinggi dengan pulsa yang berbeda untuk cutting, berbentuk sinus yang terendam. Setelah itu rangkaian akan mengendalikan dalam penggunaannya, bentuk dapat dipilih sesuai kebutuhan baik untuk cutting maupun untuk coagulasi. Output dari generator akan dikeluarkan melalui elektroda aktif.

1.      Bagian – Bagian Alat
a)      Power Supply
Power Supply adalah pembangkit arus searah dimana arus bolak balik diubah menjadi arus searah. Pada blok ini terdiri dari saklar penghubung (ON/OFF switch) dilengkapi dengan transformator step down, serta penyearah yang menyalurkan tegangan listrik ke rangkaian yang membutuhkan.
b)      Pembangkit Frekuensi Tinggi (HF)
Pembangkit HF adalah bagian yang membangkitan frekuensi tinggi melalui rangkaian Oscillator, kemudian diperkuat oleh rangkaian Amplifier. HF filter merupakan penyaring terhadap frekuensi tinggi yang dihasilkan oscillator ke rangkaian catu daya (power supply).
c)      Interface
Interface terdiri dari berbagai tombol dan display setting mulai dari pemilihan mode, tingkat daya cutting monopolar 1 dan 2, tingkat daya cutting bipolar dan tingkat daya coagulating.
d)     Elektroda
1)         Elektroda aktif
Elektroda aktif terbuat dari bahan yang bersifat konduktor dengan bentuk fisik mempunyai permukaan yang sempit. Hal ini bertujuan agar arus listrik frekuensi tinggi akan lebih terpusat hingga panas yang dicapai pada tubuh merupakan panas yang maksimum. Jenis elektroda aktif yang digunakan pada proses pembedahan dibedakan menurut fungsinya antara lain:
a)    Elektroda jarum ( Needle Electrode ) Elektroda ini sesuai dengan namanya berbentuk jaring dengan luas permukaan yang sangat sempit, dan digunakan pada pembedahan jaringan tubuh yang kecil.
b)   Elektroda pisau ( Knife Electrode )
Elektroda aktif ini berbentuk pipih seperti pisau dan digunakan pada proses pemotongan/cutting.
c)    Elektroda lingkar pita ( Band Loop Electrode )
Elektroda aktif yang berbentuk lingkaran yang digunakan untuk mengambil bagian yang menonjol pada bagian kulit.
d)   Elektroda bola ( Ball Electrode )
Elektroda aktif yang bentuknya menyerupai bola. Pada penggunaannya, elektroda bola digunakan untuk penggumpalan darah atau coagulasi, dapat juga untuk pembakaran jaringan kulit yang tidak dikehendaki atau fulgurasi dengan cara memberikan cara memberikan jarak antara elektroda terhadap permukaan kulit yang akan diterapi.
2)   Elektroda pasif
Elektroda pasif biasanya juga disebut dengan :
·         Netral Electrode
·         Dispersive Electrode
·         Indifferent Electrode
·         Ground Electrode                         


2.      Standar Operasional Prosedur Alat (SOP)
a.       Lepaskan penutup debu.
b.      Periksa kondisi eksternal alat.
c.       Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
d.      Hubungkan alat dengan catu daya.
e.       Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
f.       Lakukan pemanasan secukupnya minimal: 5 – 15 menit.
g.      Cek fungsi-fungsi selector pemilihan cutting, coagulating, dan bipolar
h.      Periksa sistem alarm.
i.        Pasang elektrode (loop elektrode, ball electrode, atau bipolar electrode) sesuai keperluan pelayanan.
j.        Atur selektor pemilihan (cutting, coagilating atau bipolar) sesuai keperluan.
k.      Atur intensitas output sesuai keperluan.
l.        Lakukan tindakan pembedahan.
m.    Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF dan pastikan output selector keposisi minimum / nol.
n.      Lepaskan kabel elektroda (active dan neutral) serta foot switch dari alat.
o.      Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
p.      Bersihkan alat. Pastikan alat dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.
q.      Pasang penutup debu.

3.      Pemeliharaan Alat
a.    Jadwal pemeliharaan ESU : 6 bulan sekali
a.    Alat dan bahan yang digunakan :
1)   Multimeter
2)   Tool set
3)   Satu set cairan semprot (contact cleaner / CRC, pelumas semprot, dan cairan pembersih semprot khusus alat elektronik)
4)   Alat pengaman ( hand scone, masker )
5)   Kain untuk membersihkan
6)   Sticker Maintenance
b.      Prosedur Pemeliharaan
1)      Berkomunikasi dengan user atau penanggung jawab ruangan sebelum melakukan tindakan pemeliharaan.
2)      Tindakan pemeliharaan ESU dapat dilakukan sebagai berikut :
a)   Cekdanbersihkanbagian – bagianalatmenggunakan kain dan cairan pembersih semprot khusus alat elektrik.
b)   Cek kabel power dan kontak supply dengan multimeter,  kemudian bersihkan jack kabel power dengan contact cleaner ( CRC )
c)   Cek tombol On – Off dan fuse power.
d)  Cek semua accessoris.
e)   Cek kondisi fisik tombol.
f)    Test fungsi elektroda neutral                     
g)   Test fungsi elektroda aktif 
h)   Test fungsi mode operasi CUT      
i)     Test fungsi mode operasi COAG  
j)     Tes fungsi mode operasi bipolar    
3)      Tempel sticker maintenance
4)      Apabila ditemukan kerusakan yang dapat ditangani di lapangan dalam proses maintenance, selesaikan dilapangan. Apabila ditemukan kerusakan yang tidak dapat ditangani dilapangan maka dapat dibawa keruang IPS-workshop untuk di tindak lanjuti hingga selesai.
5)      Isi lembar checklist maintenance lalu mintalah tanda tangan user sebagai bukti bahwa alat selesai di maintenance.


4.      Troubleshooting
Tabel 3.7Troubleshooting ESU
Kerusakan
Analisa
Tindakan
Unit tidak bekerja ketika tombol power sudah pada posisi ON
Pastikan jika kabel power terhubung dari stop kontak dan adaptor. Pastikan kabel terhubung ke unit
Periksa keluaran kabel power
Ada tegangan HF pada sensor tegangan HF
Kesalahan
dalam generator HF
Periksa Generator HF
Tegangan keluaran HF terlalu tinggi
Kesalahan
dalam generator HF
Periksa Generator HF
Modus unit power supply pasokan tegangan tidak beralih selama aktivasi
Kesalahan dalam beralih modus power supply
Periksa kembali sambungan power supply
Kebocoran arus LF adalah >50 mA dan mengalir ke unit melalui elektroda netral

Periksa posisi pasien ,apakah ada kontak dengan infus berdiri , atau sejenisnya
Periksa peralatan yang terhubung ke pasien, apakah ada yang rusak
Batas waktu kontinu maksimum terlampaui
Batas waktu monitor fitur keamanan umumnya hanya akan meningkat dengan indikasi yang ketat dengan menggunakan program pengujian di set up
Hanya aktifkan unit yang diperlukan

SUMBER :
Buku Petunjuk Penggunaan : Electrosurgery Unit Covidien ValleyLab.

Data Instruksi Kerja Penggunaan dan Pemeliharaan Fasilitas Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo

Data Instruksi Kerja Penggunaan dan Pemeliharaan IPS Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

4 comments:

  1. thanks bgt min, salam (y). smoga blog makin bermanfaat dan makin lengkap

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama2 gan, hehe aamiin boleh lah join jadi pembaca disini. salam IKATEMI :d :))

      Delete
  2. Assalamualaikum mau nanya min,,klo alat bisa nyala tpi ketika dipake elektroda ngga mau jalan,,,terus lampu indikator grounding yng buat pasien tidak nyala pas dicolokkin,kira2 gimana yah,esu nya merek doctanz.

    ReplyDelete
  3. makaasih banget min,info nya

    ReplyDelete