Jangan Lupa Sertakan Sumber Saat Copy Paste, TInggalkan Like dan Ikuti Blog Untuk Update Info, Kunjungi Blog Pertama Admin KLIK DISINI
LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERAPAN
SISTEM RANGKAIAN PENGHITUNG JUMLAH
FILM PADA ALAT APF
(AUTOMATIC PROCESSING FILM)
I.
TUJUAN
1. Agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses pembuatan suatu aplikasi elektronika
terapan pada Rangkaian Penghitung Jumlah Film pada pesawat APF
2. Agar
mahasiswa dapat memahami aplikasi dari optocoupler, penguat, komparator,
counter, decoder, dan seven segment
II.
ALAT dan BAHAN
1. Power
Supply 1
buah
2. Project
Board 1
buah
3. Sensor
Optocoupler 1
buah
4. Resistor
100 Ω 2
buah
5. Resistor
1,2 kΩ 3 buah
6. Resistor
4,7 kΩ 4
buah
7. Resistor
100 kΩ 1
buah
8. Capasitor
47 µF 1
buah
9. LM
741 2 buah
10. LM
7493 1
buah
11. LM
7447 1
buah
12. LED
merah 1
buah
13. LED
hijau 1
buah
14. Diode 2
buah
15. Sevent
segmen common anode 1 buah
16. Jumper secukupnya
III.
RANGKAIAN
IV.
DASAR
TEORI
1.
Apf
Automatic Processing Film (APF)
adalah cara pemprosesan film secara konvensional dengan alat yang dapat
melakukan sebagai langkah pencucian film secara otomatis.
Optocoupler
adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver,
yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya
optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis.
Pada
dasarnya Optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang bekerja
berdasarkan picu cahaya optic. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Pada
transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan
menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik
terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak
terlihat oleh mata telanjang.
2. Pada
bagian receiver dibangun dengan dasar komponen Photodiode.
Photodiode
merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya
menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena
spekrum inframerah mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak,
maka Photodiode lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar inframerah. Oleh
karena itu Optocoupler dapat dikatakan sebagai gabungan dari LED infra merah
dengan fototransistor yang terbungkus menjadi satu chips.
Cahaya
inframerah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata
telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai panjang gelombang,
berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata manusia. Sinar infra
merah mempunyai daerah frekuensi 1 x 1012 Hz sampai dengan 1 x 1014 GHz atau
daerah frekuensi dengan panjang gelombang 1μm – 1mm.
LED
infra merah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan
cahaya
infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi bias maju, LED infra
merah yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang sekitar
0,9 mikrometer.
Proses
terjadinya pancaran cahaya pada LED infra merah dalam optocoupler adalah
sebagai berikut. Saat dioda menghantarkan arus, elektron lepas dari ikatannya karena
memerlukan tenaga dari catu daya listrik. Setelah elektron lepas, banyak elektron
yang bergabung dengan lubang yang ada di sekitarnya (memasuki lubang lain yang
kosong). Pada saat masuk lubang yang lain, elektron melepaskan tenaga yang akan
diradiasikan dalam bentuk cahaya, sehingga dioda akan menyala atau memancarkan
cahaya pada saat dilewati arus. Cahaya infra merah yang terdapat pada optocoupler
tidak perlu lensa untuk memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai
jarak yang dekat dengan penerimanya.
Pada
optocoupler yang bertugas sebagai penerima cahaya infra merah adalah
fototransistor. Fototransistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi
sebagai detektor cahaya infra merah. Detektor cahaya ini mengubah efek cahaya
menjadi sinyal listrik, oleh sebab itu fototransistor termasuk dalam golongan
detektor optik. Fototransistor memiliki sambungan kolektor–basis yang besar
dengan cahaya infra merah, karena cahaya ini dapat membangkitkan pasangan
lubang elektron. Dengan diberi bias maju, cahaya yang masuk akan menimbulkan arus pada kolektor.
Fototransistor
memiliki bahan utama yaitu germanium atau silikon yang sama dengan bahan
pembuat transistor. Tipe fototransistor juga sama dengan transistor pada
umumnya yaitu PNP dan NPN. Perbedaan transistor dengan fototransistor hanya
terletak pada dindingnya yang memungkinkan cahaya infra merah mengaktifkan
daerah basis, sedangkan transistor biasa ditempatkan pada dinding logam yang
tertutup.
Prinsip kerja
dari optocoupler adalah :
a.
Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka Photodiode tersebut akan off sehingga
output dari kolektor akan berlogika high.
b. Sebaliknya jika antara Photodiode dan
LED tidak terhalang maka Photodiode tersebut akan on sehingga outputnya akan
berlogika low.
Sebagai
piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah antara rangkaian power
dengan rangkaian control. Komponen ini merupakan salah satu jenis komponen yang
memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti optic dan coupler berarti
pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa optocoupler merupakan suatu komponen yang
bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Dasar
rangkaian dapat ditunjukkan seperti pada gambar dibawah ini:
Sensor
ini bisa digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan rendah kerangkaian
tegangan tinggi. Selain itu juga bisa dipakai sebagai pendeteksi adanya penghalang
antara transmitter dan receiver dengan memberi ruang uji dibagian tengah antara
led dengan photo transistor.
3.
LM
741
a. Sebagai Penguat Non Inverting
Rangkaian untuk penguat non-inverting adalah seperti yang
ditunjukkan gambar
Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena
masukan dari penguat tersebut adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak
seperti penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan
sinyal masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah
penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak
terhingga. sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat
adalah sebagai berikut :
b. LM 741 Sebagai Komparator
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan
−Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input
membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan
saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah :
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak
membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input
membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
Vsat− = Tegangan saturasi - (V)
Vo = Tegangan
output (V)
c. LM 7493 SEBAGAI COUNTER
IC 7493 adalah IC TTL yang dapat
digunakan sebagai pembagi 16.
IC ini adalah sebuah decade counter yang mencacah
empat bit dari 0000 (desimal 0) sampai 1111 (desimal 15) digunakan pembagi
15. Rangkaian dalamnya terdiri dari empat buah flip-flop berderet dan
gerbang-gerbang khusus yang digunakan untuk mereset flip-flop. Gambar rangkaian
dalam, tabel kebenaran, tabel fungsi reset / count dan spesifikasi lain
dari IC 7493 dapat dilihat pada lampiran datasheet.
Counter adalah serangkaian
komponen digital yang difungsikan sebagai penghitung data/input yang masuk. Inputnya
berupa clock yaitu suatu kondisi dimana input bergerak dari low (0) ke high
(1).
Berdasarkan cara kerjanya, maka counter dapat digolongkan, menjadi 3 yaitu
:
1. Up Counter
2. DownCounter
Prinsip
Kerja Rangkaian 4 BIT Binary Counter
Sebelum
perhitungan dimulai, keempat output DCBA 0000 dengan jalan dibuat Clear dalam
kondisi 0 walaupun sesaat. Pada saat pulsa pertama datang dan bergerak dari 1
ke 0 maka output QA akan berubah dari 0 menjadi 1. Output QB akan tetap 0
karena signal yang masuk pada Flip-Flop "B" berubah dari 0 menjadi 1
Flip-Flop C dan C output-nya juga tidak berubah karena belum ada perubahan pada
bagian output-nya. dalam keadaan inii, kondisi output DCBA = 0001. Jadi sesudah
pulsa yang pertama pada output counter akan terbentuk angka 0001 dan pada saat
pulsa kedua datang dan bergerak dari 1 menjadi 0, maka output QA akan berubah
dari menjadi 0. Perubahan ini akan diteruskan ke Flip-Flop "B".
Akibatnya karena input Flip-Flop "B" berubah dari 0 ke 1, maka output
QB akan berubah dari 0 ke 1. Output Flip-Flop C dan D belum berubah karen belum
ada perubahan pada bagian output-nya. Setelah pulsa kedua datang, maka keempat
output DCBA akan menunjukkan DCBA = 0010, selanjutnya apabila pulsa ketiga
datang output DCBA = 0011. Begitulah seterusnya sampai pulsa ke 15 datang maka
keempat output-nya DCBA = 1111 dan pada saat pulsa ke 16 datang, maka seluruh
output-nya DCBA akan kembali menjadi 0000. Dari uraian di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa BCD Counter 4 BIT Binary Counter hanya bisa menghitung
sampai bilangan ke 16 yaitu dari mulai 0000 = 0 sampai 1111 = 15
Diagram waktu dari 4-BIT Binary
counter adalah seperti gambar dibawah ini :
Kalau kita perhatikan dari gambar
diatas akan terlihat frekuensi :
frekuensi QA = 1/2 dari Ain
frekuensi QB = 1/4 dari Ain
frekuensi QC = 1/8 dari Ain
rekuensi QD = 1/16 dari Ain
frekuensi QC = 1/8 dari Ain
rekuensi QD = 1/16 dari Ain
Dengan demikian maka 4 BIT Binary
Counter mampu membagi frekuensi menjadi 16 kali. Oleh karena itu 4 BIT
Binary Counter dapat juga disebut DIVIDE BY 16 COUNTER atau MODULUS 16 Proses
menghitung seperti di atas lebih jelasnya pada tabel di bawah ini:
Pulsa
D C B A
Keadaan Awal 0 0 0 0
Pulsa ke-I 0 0 0 1
Pulsa ke-2 0 0 1 0
Pulsa ke-3 0 0 1 1
Pulsa ke-4 0 1 0 0
Pulsa ke-5 0 1 0 1
Pulsa ke-6 0 1 1 0
Pulsa ke-7 0 1 1 1
Pulsa ke-8 1 0 0 0
Pulsa ke-9 1 0 0 1
Pulsa ke-10 1 0 1 0
Pulsa ke-11 1 0 1 1
Pulsa ke-12 1 1 0 0
Pulsa ke-13 1 1 0 1
Pulsa ke-14 1 1 1 0
Pulsa ke-15 1 1 1 1
Pulsa ke-16 0 0 0 0
Seperti Keadaan Awal
Pulsa ke-17 0 0 0 1 (Seperti Pulsa ke-1)
Keadaan Awal 0 0 0 0
Pulsa ke-I 0 0 0 1
Pulsa ke-2 0 0 1 0
Pulsa ke-3 0 0 1 1
Pulsa ke-4 0 1 0 0
Pulsa ke-5 0 1 0 1
Pulsa ke-6 0 1 1 0
Pulsa ke-7 0 1 1 1
Pulsa ke-8 1 0 0 0
Pulsa ke-9 1 0 0 1
Pulsa ke-10 1 0 1 0
Pulsa ke-11 1 0 1 1
Pulsa ke-12 1 1 0 0
Pulsa ke-13 1 1 0 1
Pulsa ke-14 1 1 1 0
Pulsa ke-15 1 1 1 1
Pulsa ke-16 0 0 0 0
Seperti Keadaan Awal
Pulsa ke-17 0 0 0 1 (Seperti Pulsa ke-1)
d. LM 7447 SEBAGAI DECODER
Decoder
adalah suatu rangkaian logika yang dapat dipergunakan untuk merubah bilangan
biner menjadi bilangan decimal yang dapat dilihat oleh mata kita. Merupakan rangkaian logika yang
mengubah suatu kode input biner N bit
menjadi beberapa output sedemikian rupa sehingga tiap-tiap output hanya akan
diaktifkan oleh salah satu dari kemungkinan kombinasi-kombinasi input.
Untuk mengubah
biner ke desimal diperlukan dekoder BCD ke desimal. Rangkaian dasar dari
dekoder BCD ke desimal dapat dilihat yaitu terdapat 4 buah inputan A, B, C, D.
Yang mana keempat inputan ini diperoleh dari keluaran pencacah biner.
IC TTL 7447 tersebut digunakan untuk driver 7
segment common anoda. IC dekoder BCD ke 7 segment sering juga dikenal sebagai
driver display 7 segment karena selalu digunakan untuk memberikan driver sumber
tegangan ke penampil 7 segment.
V.
PROSEDUR
PRAKTEK
1. Siapkan
alat dan komponen
2. Periksa
komponen yang digunakan baik/rusak sesuai dengan rangkaian
3. Rakit
rangkaian sesuai wiring yang diberikan
4. Atur
Power Supplu DC +5V dan -5V
5. Hitung
penguatan (A) pada rangkaian penguat
6. Hitung
Vreferensi pada rangkaian komparator
7. Amati
cara kerja rangkaian
8. Jelaskan
cara kerja rangkaian
9. Buat
kesimpulan
VI.
CARA
KERJA RANGKAIAN
Ketika belum ada film yang
masuk, cahaya maksimum mengenai photo transistor yang berada di dalam
optocoupler. Secara otomatis, basis akan memproses cahaya menjadi arus electron
yang akan mengalir dari basis menuju emitter. Begitu juga akan ada arus
electron mengalir dari collector ke emitter, sehingga tegangan Vo atau tegangan
pada kaki collector mendekati 0 volt.
Ketika
film masuk, maka akan tertutup, cahaya LED tidak akan mengenai photo
transistor, maka photo transistor tidak akan bekerja. Tidak akan ada arus yang
mengalir, maka tegangan Vo atau tegangan pada kaki collector maksimal +5 volt.
Maka terjadilah proses pengisian kapasitor. Selama proses pengisian ada arus
maju, maka akan muncul tegangan dan lama-lama arus akan habis dan kembali ke 0,
berdasarkan proses tersebut maka munculah tegangan sesaat.
Ketika
film lewat (tidak ada film lagi) maka photo transistor bekerja kembali,
terjadilah proses pengosongan kapasitor, dan terjadilah pulsa negative sesaat.
Yang diproses IC 741 hanyalah pulsa positive.
Ketika
ada tegangan sesaat yang masuk ke IC 741 penguat maka akan dikuatkan sebesar 11
kali dengan rumus yang sudah dijelaskan diatas. Munculah tegangan output sesaat
pada pin 6 IC 741 penguat. Tegangan ini kemudian akan menjadi tegangan input IC
741 pembanding yang kemudian akan dibandingkan dengan Vreff. Jika Vin > Vreff terjadi
tegangan (+) saturasi pada output IC 741 pembanding. Dan sebaliknya jika Vin < Vreff terjadi
tegangan 0 volt atau (–) saturasi.
Dari
output IC 741 pembanding akan masuk ke counter yaitu IC 7493 melalui pin 14. IC
7493 akan bekerja jika mendapat (+) saturasi. Output dari IC 7493 berupa
bilangan biner 4 digit. Sebelum ada tegangan yang masuk mula-mula outputnya 0
semua.
Output
IC 7493 kemudian akan diproses oleh decoder yaitu IC 7447. Tugas dari decoder
disini yaitu merubah kode bilangan biner 4 digit menjadi kode yang bisa
diterjemahkan 7 segment menjadi bentuk sebuah angka. Output IC 7447 ini
berjumlah 7 yang sesuai dengan jumlah LED pada 7 segment yang membentuk angka.
Kondisi
awal saat alat bekerja yaitu tampilan 7 segment angka 0. Berarti bagian LED
pada 7 segment yang menyala adalah A, B, C, D, E dan F. Saat film pertama
masuk, tampilan 7 segment akan berubah menjadi angka 1. Berarti bagian LED pada
7 segment yang menyala adalah B dan C. Begitu seterusnya sampai muncul angka 9
dan kembali lagi ke angka 0. Proses diatas akan terus berulang-ulang, selama
ada proses keluar masuknya film.
VII.
HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum kali ini
penguatannya di dapat adalah
sebesar 22,3 x dan Vref nya sebesar 2,5 V
VIII.
KESIMPULAN
Dan hasil praktek kali ini dapat
disimpulkan bahwa rangkaian bekerja dimulai dari
memberi supply tegangan ke rangkaian yakni sensor otocopler, lalu penguat non inverting, comparator,
counter, decoder lalu yang terakhir adalah pada display 7segmen. Apabila pada otocopler seperti saklar tertutup (tidak dimasuki film) maka arus yang tersambung adalah ke ground dan rangkaian akan low yang menyebabkan
rangkaian-rangkaian selanjunya tidak berjalan. Tanda yang diberikan oleh rangkaian ini adalah led merah
mati dan led hijau menyala
Ketika
otocopler terputus (dilewati film) maka phototransistornya akan tidak
berfungsi
ditandai led merah akan
menyala sedangkan led hijau mati,
dan menyebabkan pengisian kapasitor dan masuknya arus ke
rangkaian penguat non inverting.setelah dikuatkan kemudian
terus masuk ke rangkaian komparator dan pulsa akan dibuat bergelombang kotak
atau saturasi. Kemudian melewati diode untuk mendapatkan masukan 0 atau 1 ke rangkaian counter untuk dijumlahkan, dan kemudian masuk ke rangkaian decoder untuk menerjemahkan
logika bilangan
biner menjadi bilangan decimal yang dapat dilihat oleh mata kita dan hasilnya di
keluarkan dengan menggunakan display seven segment yang mengeluarkan angka 0 – 9 seperti yang sudah di rencanakan hal ini juga
menandakan bahwa komponen – komponen yang kami gunakan dalam kondisi baik
semua.
SUMBER :
Laporan Praktikum ELektronika - Teknik Elektromedik Poltekkes Jakarta II Angkatan 2014